Senin, 19 November 2012
Perangkat
Analisis yang paling mendasar dalam ilmu ekonomi, yakni konsep penawaran (suply) dan permintaan (demand) terhadap
pasar gandum . Elastisitas pada dasarnya adalah ukuran seberapa jauh para
pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan-perubahan kondisi yang terjadi
di pasar. Konsep elastisitas ini akan memungkinkan kita menganalisis penawaran
dan permintaan secara lebih tajam.
A. Elastisitas Permintaan
Pembahasan
kita tentang permintaan bersifat kualitatif , tidak kuantitatif. Artinya, kita
hanya ,membicarakan arah perubahannya(naik atau turun), tetapi tidak memerinci
seberapa banyak kenaikan atau penurunannya. Untuk menghitung sejauh ,mana
permintaan bereaksi terhadap perubahan-perubahan determinannya, para ekonom
menggunakan konsep elastisitas (elasticity).
1. Elastisitas
harga dari permintaan dan
determinan-determinannya
Hukum
permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang akan menaikkan
kuantitas yang diminta. Elastisitas harga dari permintaan ( price elasticity of
demand) mengukur seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah
mengikuti perubahan harga barang tersebut. Permintaan atas suatu barang
dikatakan elastis jika kuantitas yang diminta berubah secara substansial akibat
perubahan harganya. Sebaliknya, permintaan dikatakan tidak elastis atau
inelastis jika kuantitas yang diminta hanya sedikit berubah akibat adanya
perubahan harga.
Apa saja yang membuat suatu
permintaan bersifat elastis atau in elastis ? karena permintaan atas barang
apapun tergantung pada preferensi konsumen, maka elastisitas harga dari
permintaan ditentukan oleh banyak kekuatan faktor ekonomi, sosial dan juga
psikologis yang mewarnai selera individu. Beberapa asas umum yang dapat kita
kedepankan sebagai hal-hal yang menentukan elastisitas harga dari permintaan
yaitu :
1. Kebutuhan
versus kemewahan
2. Ketersediaan
substitusi
3. Definisi
pasar
4. Rentang
waktu
2. Menghitung elastisitas harga dari
permintaan
Para ekonom menghitung
elastisitas harga dari permintaan sebagai persentase perubahan kuantitas yang
diminta dibagi persentase perubahan harga. Jadi,
Mengingat
kuantitas yang diminta atas suatu barang senantiasa memiliki hubungan negatif
deengan harganya ( jika harga meningkat maka kuantitas yang ditawarkan akan
turun , sedangkan jika harga turun maka kuantitas yang diminta selalu memiliki
tanda yang sebaliknya dengan persentase perubahan harga.
3. Metode nilai tengah: cara yang
lebih baik untuk menghitung perubahan persentase dan elastisitas
Metode nilai tengah dapat dinyatakan dengan rumus
elastisitas harga dari permintaan antara dua titik berikut ini, dengan notasi
(Q1,P1) dan (Q2,P2) :
Elastisitas harga dari permintaan =
Pembilangnya
adalah persentase perubahan kuantitas yang dihitung dengan metode nilai
tengah,dan penyebutnya adalah persentase perubahan harga yang dihitung dengan
metode nilai tengah(midpoint method).
4.
Variasi
kurva permintaan
Para
ekonom mengklasifikasikan kurva-kurva permintaan berdasarkan elastisitasnya.
Karena elastisitas harga dari permintaan mengukur seberapa jauh kuantitas yang
diminta berubah mengikuti pergeseran harga, maka ia memiliki kaitan erat dengan
kemiringan(slope) kurva permintaan. Secara umum,azas sederhana berikut ini bias
kita pegang sebagai pedoman: Semakin mendatar bentuk kurva permintaan yang
melalui suatu titik,maka semakin besar elastisitas permintaan itu terhadap
harga. Demikian pula sebaliknya, semakin curam bentuk kurva permintaan yang
melalui suatu titik,maka elastisitas harga dari permintaannya semakin kecil.
5. Penerimaan total dan elastisitas
harga dari permintaan
Penerimaan total adalah jumlah yang dibayarkan oleh
pembeli dan yang diterima penjual. Di setiap pasar penerimaan total sama dengan
P x Q,harga barang dikalikan dengan jumlah barang yang terjual. Ada beberapa
hal yang dapat dijadikan pedoman antara lain :
·
Jika kurva permintaan
inelastisitas(elastisitas harga kurang dari 1), maka kenaikan harga akan
menaikkan penerimaan total,dan sebaliknya penurunan harga juga akan menurunkan
penerimaan total.
·
Jika kurva permintaan elastic
(elastisitas harga lebih dari 1),maka kenaikan harga akan menurunkan penerimaan
total, sedangkan penurunan harga justru akan menaikkan penerimaan total.
·
Dalam kasus khusus dimana permintaan
elastic-uniter (elastisitas harga sama dengan 1). Perubahan harga tidak akan
mempengaruhi total pendapatan.
6. Elastisitas dan penerimaan total di
sepanjang kurva permintaan linier
Meskipun
kurva-kurva permintaan pada umumnya memiliki elastisitas yang sama di setiap
titik di sepanjang garis kurva,ada sebagian kurva permintaan yang
elastisitasnya tidak sama di setiap titiknya. Contohnya adalah kurva permintaan
yang berbentuk linier atau garis lurus.
7. Elastisitas permintaan lainnya
Selain
elastisitas harga dari permintaan,ekonomi juga menggunakan elastisitas lain
untuk mengambarkan perilaku pembeli di pasar.
·
Elastisitas
pendapatan dari permintaan
Para
ekonom menggunakan elastisitas pendapatan dari permintaan (income elasticity of
demand) untuk mengukur seberapa besar perubahan kuantitas yang diminta apabila
pendapatan konsumen berubah. Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan
kuantitas yang diminta dibagi persentase perubahan pendapatan. Yaitu,
Elastisitas pendapatan
dari permintaan =
Sebagian
besar barang di pasar adalah barang normal(normal goods). Untuk barang-barang
ini,kenaikan pendapatan konsumen akan meningkatkan kuantitas yang diminta.
Karena kuantitas yang diminta dan pendapatan bergerak ke arah yang sama, barang
normal mempunyai elastisitas pendapatan yang positif. Beberapa jenis barang ,
seperti : karcis bis,disebut sebagai barang inferior (inferior goods).
Pendapatan yang lebih tinggi justru menurunkan kuantitas yang diminta.
·
Elastisitas
harga silang dari permintaan
Para ekonom menggunakan elastisitas harga silang
dari permintaan ( cross-price elasticity of demnd) untuk mengukur seberapa
besar perubahan kuantitas yang diminta untuk suatu barang ketika harga barang
lainnya berubah.
Elastisitas
harga silang dari permintaan =
Positif
atau negatifnya nilai elastisitas harga silang ini tergantung pada apakah kedua
barang tersebut substitusi atau komplemen.
B. Elastisitas Penawaran
Kini kita akan menyimak
kembali soal penawaran ini tidak secara kualitatif, melainkan lebih
kuantitatif, dan caranya adalah dengan menerapkan konsep elastisitas
1.
Elastisitas
harga dari penawaran dan
determinan-determinannya
Hukum
penawaran menyatakan bahwa kenaikan harga suatu barang akan menaikkan kuantitas
yang ditawarkan. Elastisitas harga dari penawaran ( price elasticity of supply)
mengukur seberapa banyak kuantitas yang ditawarkan atas suatu barang mengikuti
perubahan harga barang tersebut. Penawaran terhadap suatu barang dikatakan
elastic jika perubahan harga menyebabkan perubahan yang cukup besar pada
kuantitas yang ditawarkan. Sebaliknya penawaran dikatakan tidak elastic atau
inelastic apabila kuantitas yang ditawarkan itu sedikit saja berubah ketika
harganya berubah.
Elastisitas
penawaran terhadap harga ditentukan oleh fleksibilitas penjual dalam mengubah
kuantitas barang yang mereka produksi. Sebagai contoh , penawaran sebidang
tanah di tepi pantai bersifat inelastic,karena tanah di tepi pantai tidak bias
dibuat semau penjual.Sedangkan barang-barang manufaktur seperti mobil,buku,atau
televise memiliki penawaran yang elastic karena,pemilik pabrik bisa menambah
jam kerja atau untuk memacu produksinya jika harga naik.
2.
Menghitung
elastisitas harga dari penawaran
Elastisitas
harga dari penawaran =
3.
Variasi
kurva penawaran
Karena elastisitas harga dari penawaran mengukur
seberapa banyak kuantitas yang ditawarkan berubah mengikuti pergeseran
harga,maka elastisitas itu dapat diketahui dengan melihat bentuk kurvanya.
Dalam kasus ekstrem elastisitas nol,artinya penawaran elastisitas sempurna
(perfectly inelastic) bentuk kurvanya vertical atau berupa garis lurus
tegak.Pada kasusu eksterm kebalikannya ,yakni penawaran bersifat elastic
sempurna (perfectly elastic),kurva penawarannya berbentuk horizontal atau garis
lurus mendatar,dan elastisitasnya sendiri tidak terbatas.
C. Tiga Aplikasi Konsep Penawaran,
Permintaan, dan Elastisitas
1.
Mungkinkah
berita baik di bidang pertanian justru menjadi berita buruk bagi petani?
Apakah
yang akan terjadi terhadap pasar dan para petani gandum seandainya para agronom
universitas menemukan gandum hibrida baru yang dapat meningkatkan produktivitas
lahan ? Dalam kasus ini, penemuan gandum hibrida baru tersebut mempengaruhi
kurva penawaran (karena dampaknya tertuju pada produksi). Karena hibrida baru
tadi akan meningkatkan produksi gandum per hektar lahan,maka terlepas dari yang
tengah berlaku, para petani gandum akan bergeser ke kanan. Kurva permintaannya
sendiri tidak beranjak,karena keinginan konsumen membeli gandum tidak
terpengaruh oleh adanya penemuan gandum hubrida baru tadi, terlepas dari harga
yang telah berlaku. Lantas apakah penemuan hibrida baru itu meningkatkan
kesejahteraan para petani gandum? Penerimaan total petani adalah P x Q, yakni
harga gandum hibrida yang berlaku dikalikan dengan kuantitas gandum yang
terjual penemuan tersebut mempengaruhi petani lewat dua cara yang saling
bertentangan. Penemuan tersebut memang memperbesar kuantitas gandum yang
diproduksi (Q naik), akan tetapi harga per keranjangnya lebih murah (P turun ).
Kenaikan atau penurunan penerimaan total,seperti baru saja kita pelajari ,
ditentukan oleh elastisitas permintaan. Dalam kenyataan sehari hari, permintaan
terhadap barang-barang kebutuhan pokok seperti : gandum biasanya inelastic
karena barang-barang ini harganya relative murah dan sedikit memiliki barang
substitusi. Sampai disini dapat disimpulkan bahwa penemuan gandum hibrida baru
justru menurunkan kesejahteraan atau penerimaan total petani yang bersumber
dari penjualan gandumnya. Dalam menganalisis dampak-dampak yang akan
ditimbulkan oleh kemajuan teknologi atau kebijakan pemerintah di bidang
pertanian, kita harus ingat bahwa apa yang baik untuk para petani belum tentu
sama dengan apa yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan. Sekalipun akan
menguntungkan konsumen karena dapat membeli bahan pangan dengan harga yang
semakin murah, petbaikan teknologi pertanian secara terus menerus justru akan
merugikan para petani karena hal itu akan terus memacu produksi dan menekan
harga. Demikian pula sebaliknya, kebijakan subsidi atau pembatasan produksi
yang dicanangkan pemerintah guna menopang kesejahteraan petani akan merugikan
masyarakat secara keseluruhan, karena masyarakatlah yang membayar pajak untuk
membiayai kebijakan-kebijakan seperti itu.
2 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
trimakasih sebelumnya.. materi nya sangat membantu..
1. Mungkinkah berita baik di bidang pertanian justru menjadi berita buruk bagi petani?
Atau gimana? Mohon bantuannya min